Pemerintah resmi membatalkan program diskon listrik 50 persen yang sebelumnya diberikan kepada pelanggan rumah tangga tertentu. Kebijakan ini mulai berlaku bulan depan, dan warga diminta bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan tagihan listrik yang cukup signifikan.
Sebelumnya, diskon ini diberikan sebagai bagian dari bantuan selama masa pemulihan ekonomi pascapandemi. Namun, karena pemerintah menganggap situasi ekonomi mulai stabil, insentif tersebut dihentikan demi efisiensi anggaran negara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa langkah ini perlu diambil agar subsidi bisa lebih tepat sasaran.
Masyarakat diminta mulai mengatur penggunaan listrik secara bijak. Matikan peralatan elektronik saat tidak digunakan, manfaatkan cahaya alami pada siang hari, dan kurangi penggunaan peralatan listrik berdaya besar. Dengan cara ini, warga bisa mengurangi beban tagihan yang akan datang.
PLN juga menyarankan agar pelanggan memeriksa kembali golongan tarif listrik yang digunakan. Beberapa pelanggan mungkin masih menggunakan golongan yang tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Dengan melakukan penyesuaian, mereka bisa menghemat lebih banyak.
Meski banyak warga menyayangkan pencabutan diskon ini, pemerintah menegaskan bahwa bantuan lain tetap disalurkan dalam bentuk subsidi langsung maupun program bantuan sosial lainnya. Masyarakat diharapkan memahami situasi fiskal saat ini dan ikut berperan dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional.
Kini saatnya warga bertindak. Jangan tunggu tagihan melonjak baru mulai berhemat. Segera sesuaikan kebiasaan penggunaan listrik dan cermati tagihan setiap bulan medusa 88.
Kendalikan konsumsi, kurangi beban—hadapi perubahan dengan bijak.